Jumat, 20 Mei 2011

Memahami Berita dan Unsur-unsurnya


MATERI SEMESTER II
BAHASA INDONESIA
Standar Kompetensi
Mendengarkan: 9. Memahami isi berita dari radio/televisi
Kompetensi Dasar:
9.1      Menemukan  pokok-pokok berita (apa, siapa, di mana, kapan, mengapa, dan bagaimana) yang didengar dan atau ditonton  melalui radio/televisi. 
9.2    Mengemukakan kembali berita yang didengar/ ditonton  melalui radio/televisi  

BERITA
A.  MENDENGARKAN DAN Memahami Berita Melalui Televisi dan Radio
1.    Menentukan Pokok-pokok berita
PENGERTIAN BERITA
Berita berasal dari bahsa sansekerta "Vrit" yang dalam bahasa Inggris disebut "Write" yang arti sebenarnya adalah "Ada" atau "Terjadi".Ada juga yang menyebut dengan "Vritta" artinya "kejadian" atau "Yang Telah Terjadi".Menurut kamus besar,berita berarti laporan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat.

Berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau ide terbaru yang benar, menarik dan atau penting bagi sebagian besar khalayak, melalui media berkala seperti surat kabar, radio, televisi, atau media on-line internet.

News (berita) mengandung kata new yang berarti baru. Secara singkat sebuah berita adalah sesuatu yang baru yang diketengahkan bagi khalayak pembaca atau pendengar. Dengan kata lain, news adalah apa yang surat kabar atau majalah cetak atau apa yang para penyiar beberkan.

Menurut Dean M. Lyle Spencer : Berita adalah suatu kenyataan atau ide yang benar yang dapat menarik perhatian sebagian besar dari pembaca.

Menurut Willard C. Bleyer : Berita adalah sesuatu yang termasa ( baru ) yang dipilih oleh wartawan untuk dimuat dalam surat kabar. Karena itu ia dapat menarik atau mempunyai makana bagi pembaca surat kabar, atau karena ika dapat menarik pembaca - pembaca tersebut.

Menurut William S Maulsby : Berita adalah suatu penuturan secara benar dan tidak memihak dari fakta yang mempunyai arti penting dan baru terjadi, yang dapat menarik perhatian pembaca surat kabar yang memuat berita tersebut.

Menurut Eric C. Hepwood : Berita adalah laporan pertama dari kejadian yang penting yang dapat menarik perhatian umum.

Menurut Dja’far H Assegaf : Berita adalah laporan tentang fakta atau ide yang termasa ( baru ), yang dipilih oleh staff redaksi suatu harian untuk disiarkan, yang dapat menarik perhatian pembaca. Entah karena luar biasa, entah karena pentingnya, atau akibatnya, entah pula karena ia mencakup segi – segi human interest seperti humor, emosi dan ketegangan.

Menurut J.B. Wahyudi : Berita adalah laporan tentang peristiwa atau pendapat yang memilki nilai penting, menarik bagi sebagian khalayak, masih baru dan dipublikasikan melalui media massa periodik.

Menurut Amak Syarifuddin : Berita adalah suatu laporan kejadian yang ditimbulkan sebagai bahan yang menarik perhatian publik media massa.

Dari sekian definisi atau batasan tentang berita itu, pada prinsipnya ada beberapa unsur penting yang harus diperhatikan dari definisi tersebut. Yakni: Laporan kejadian atau peristiwa atau pendapat yang menarik dan penting disajikan secepat mungkin kepada khalayak luas.

Dari pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa berita itu merupakan suatu laporan mengenai kejadian (event) yang hangat dan actual yang disampaikan baik secara lisan seperti melalui televise, radio, diskusi, wawancara, seminar dan lain-lain, maupun disampaikan melalui tulisan seperti melalui surat kabar, majalah, papan pengumuman dan lain sebagainya.

Menyimak
Terdapat 2 jenis menyimak, yaitu:
1.     Menyimak intensif
2.   Menyimak ekstensif

Menyimak intensif yaitu proses menyimak dengan cara berusaha memahami isi pembicaraan atau berita melalui konsentrasi yang tinggi, penggunaan gaya bahasa (bahasa formal), dan mampu mengungkapkan kembali hasil simakan tersebut.
Sementara menyimak ekstensif adalah proses menyimak yang tidak menuntut konsentrasi tinggi pada berita yang di simak.

3.  Unsur-unsur Berita
Unsur-Unsur yang terdapat dalam berita harus terdapat unsur-unsur 5W 1H yaitu sebagai berikut:
1)     What - apa yang terjadi di dalam suatu peristiwa?        Objek
2)   Who - siapa yang terlibat di dalamnya?        Subjek/orang
3)   Where - di mana terjadinya peristiwa itu?       Place (tempat)
4)   When - kapan terjadinya?       Time (waktu)
5)   Why - mengapa peristiwa itu terjadi?      Reason (alas an)
6)   How - bagaimana terjadinya?        Solution (solusi)
7)   What next - terus bagaimana?       
Berita yang lengkap mengandung 6 unsur tsb. Dalam praktik sehari-hari, ada juga berita yang tidak memuat seluruh unsur tsb. Hal itu mungkin saja terjadi, karena keterbatasan ruang atau keterbatasan waktu, sehingga unsur yang paling menonjol sajalah yang dimuat.
Dari 6 unsur tsb, yang mana harus ditonjolkan merupakan pilihan redaktur bidang yang bersangkutan.
Ketajaman memilih yang ingin ditonjolkan (istilah dalam dunia pers: “lead”) tergantung dari si pembuat berita dan redakturnya.
Unsur lain yang perlu diperhatikan dalam pembuatan berita adalah:
  • harus relevan, hangat, eksklusif, ada tujuannya, unik, trendy, prestisius, dramatik, jenaka, memiliki dimensi human interest, magnitude, gaya bahasa, desain dan tataletak yang menarik, foto atau karikatur yang menarik. Lalu disesuaikan dengan watak dan kapasitas media yang bersangkutan, karena ada perbedaan antara media cetak dengan media eletronik.
Dari berbagai aspek tsb ada beberapa yang patut dijadikan pedoman untuk wartawan dan redaktur:
  1. Eksklusif
  2. relevan dan masih hangat
  3. dramatik
  4. jenaka
  5. memiliki dimensi human interest.
Disesuaikan dengan bidangnya:
  1. Politik
  2. Hukum
  3. Kebudayaan
  4. celebrities.
Biasanya redaksi memiliki T.O.R (Terms of References) dalam hal memberi pedoman kerja tsb.

4.   Menulis Teks Berita & Mengungkapkan Kembali isi Teks Berita
Terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan langkah penyusunan berita, yaitu sebagai berikut:
1.     Penemuan peristiwa atau kejadian
Isi berita berkaitan dengan events yang actual, artinya peristiwa yang belum di ketahui public (masyarakat umum).
2.   Pencarian sumber berita (tokoh yang mampu memberi informasi secara akurat) sesuai dengan informasi yang disampaikan,
3.    Wawancara informative untuk memperroleh fakta tentang suatu kejadian, data atau proses kejadian.
4.   Mencatat hal-hal penting tentang apa, siapa, dimana, kapan, berapa, dan bagaimana proses terjadinya.
5.   Menulis berita dengan bahasa yang singkat dan jelas.
Perhatikan contoh langkah-langkah penulisan berita berikut:
Peristiwa yang di beritakan
Informasi yang ditulis
Cara merinci informasi
Siswa keracunan
Apa yang terjadi?
Dimana kejadiannya?
Bagaimana proses terjadinya?
Berapa korbannya?
Dibawa kemana para korbannya?
Mengamati kejadian melalui guru, karyawan, atau kepala sekolah.

Dari proses tersebut, secara umum, berita mempunyai bagian-bagian dalam susunannya yaitu sebagai berikut:

1.     Headline.
Biasa disebut judul. Sering juga dilengkapi dengan anak judul. Ia berguna untuk: (1) menolong pembaca agar segera mengetahui peristiwa yang akan diberitakan; (2) menonjolkan satu berita dengan dukungan teknik grafika.
2.   Deadline.
Ada yang terdiri atas nama media massa, tempat kejadian dan tanggal kejadian. Ada pula yang terdiri atas nama media massa, tempat kejadian dan tanggal kejadian. Tujuannya adalah untuk menunjukkan tempat kejadian dan inisial media.
3.    Lead/teras berita.
Lazim disebut teras berita. Biasanya ditulis pada paragraph pertama sebuah berita. Ia merupakan unsur yang paling penting dari sebuah berita, yang menentukan apakah isi berita akan dibaca atau tidak. Ia merupakan sari pati sebuah berita, yang melukiskan seluruh berita secara singkat.
4.   Body.
Atau tubuh berita. Isinya menceritakan peristiwa yang dilaporkan dengan bahasa yang singkat, padat, dan jelas. Dengan demikian body merupakan perkembangan berita.
Berkenaan dengan teras berita, ada 10 rambu-rambu yang harus diperhatikan:
1.     Teras berita yang menempati alinea pertama harus mencerminkan pokok terpenting berita.
2.   Teras berita jangan mengandung lebih dari 30-45 kata.
3.    Teras berita harus ditulis sebaik-baiknya mudah ditangkap dan mudah difahami.
4.   Hal yang begitu tidak mendesak berfungsi sebagai pelengkap dan hendaknya dimuat pada badan berita.
5.   Teras berita harusmengutakan unsure “apa” (what)
6.   Teras berita juga harus mengandung unsure “siapa” (Who).
7.    Teras berita jarang menonjolkan unsure “kapan” (when)
8.   Jika harus memilih dari dua unsure, yakni unsure tempat dan waktu, maka yang lebih diutamakan unsure tempat dahulu baru unsure waktu.
9.   Unsure lainnya, yakni bilamana dan mengapa diuraikan dalam badan berita, tidak dalam teras berita,
10.  Teras berita dapat berupa kutipan, pernyataan seseorang (quotation lead) asalkan kutipan itu tidak berupa kalimat panjang.




Dalam berita juga terdapat jenis-jenis berita, yaitu:
  1. Straight News: berita langsung, apa adanya, ditulis secara singkat dan lugas. Sebagian besar halaman depan surat kabar berisi berita jenis ini,
    jenis berita Straight News dipilih lagi menjadi dua macam, yaitu:
a.    Hard News: yakni berita yang memiliki nilai lebih dari segi aktualitas dan kepentingan atau amat penting segera diketahui pembaca.
Berisi informasi peristiwa khusus (special event) yang terjadi secara tiba-tiba.
b.    Soft News, nilai beritanya di bawah Hard News dan lebih merupakan berita pendukung.
  1. Depth News: berita mendalam, dikembangkan dengan pendalaman hal-hal yang ada di bawah suatu permukaan.
  2. Investigation News: berita yang dikembangkan berdasarkan penelitian atau penyelidikan dari berbagai sumber.
  3. Interpretative News: berita yang dikembangkan dengan pendapat atau penelitian penulisnya/reporter.
  4. Opinion News: berita mengenai pendapat seseorang, biasanya pendapat para cendekiawan, sarjana, ahli, atau pejabat,
    mengenai suatu hal, peristiwa, kondisi poleksosbudhankam, dan sebagainya.
CARA MENYUSUN BERITA
Membuat berita berpedoman yang dikenal sebagai piramida dan piramida terbalik.
Yang dimaksud dengan berita piramida:
Unsur berita terpenting (menurut redaktur/pembuat beritanya) diletakkan dalam awal berita (di puncak piramidanya); misal: berita tentang celebrities, maka yang didahulukan adalah namanya (the Who) atau What-nya (masalahnya: cerai kawin lagi, punya anak kembar, dll). Unsur W lainnya dan H diletakkan belakangan.
Mempergunakan piramida terbalik,
unsur pendalaman berita didahulukan (biasanya the Why), baru diikuti peletakan unsur W lainnya dan H-nya.
Pada dasarnya memilih ini adalah “memilih yang mana yang akan paling banyak menarik apakah the What atau the HOW atau the Where atau the Who dan When-nya atau the How-nya''?
Wartawan dan redaktur yang “jeli dan lihai” secara otomatis (intuitif) dapat menetapkan dalam waktu cepat (waktu: unsur penting dalam dunia jurnalistik!): yang mana harus didahulukan dan mempergunakan piramida yang mana yang paling cocok. Disini terletak “kepandaian memilih” dari pribadi wartawan dan redakturnya.
Dalam cara menyusun berita, ada unsur lain soal “Judul Berita”
Dalam pembuatan judul berita, juga memilih dari unsur 5 W dan 1 H tsb. yang mana akan lebih menarik pembaca/pendengar/pemirsa sehingga timbul minat mereka untuk “terseret” membaca, mendengar dan melihat berita tsb.
Ada yang disebut “piramida” , “piramida terbalik”.
Text Box: Hotma: Gayus Tak Lewat Jalur Diplomatik
JAKARTA, KOMPAS.com - Inspektur Jenderal (Irjen) Kementerian Hukum dan HAM, Sam L Tobing, menegaskan, tidak ada dana sepersen pun dari terdakwa mafia pajak, Gayus Halomoan Tambunan, ke pejabat imigrasi, baik petugas imigrasi di Jakarta Timur maupun di Bandara Soekarno Hatta.
"Kemarin di Cipinang, menurut Gayus, dia tidak mengeluarkan dana sepeser pun kepada pejabat imigrasi. Fakta menurut Gayus, saya tidak bela anak buah saya. Baik di Jakarta Timur maupun di Cengkareng (Bandara Soekarno-Hatta), dia (Gayus) tidak mengeluarkan uang," ungkap Sam, Rabu (12/1/2011), di kantor Kemenhuk dan HAM, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta.
Perihal uang 100.000 dollar AS yang diakui Gayus diberikan kepada oknum yang mengurus paspor palsu Gayus, Sam membantahnya. "Tidak ada uang 100 ribu dolar dari keterangan Gayus," ucap Tobing.
Ketika ditanya lebih lanjut, Sam meminta publik bersabar. "Begini, semua masih dalam proses pemeriksaan. Kemarin sampai malam beberapa orang yang menangani pemberangkatan dan dan kedatangan didalami. Kalau paspor kan sudah jelas, dari Jakarta timur, tapi soal pengeluaran ditangani oleh seseorang yang katanya ditangkap polisi. Ini sedang kita dalami," ucap Sam.
Kemarin, polisi membeberkan hasil temuan tim yang menyebutkan Gayus memberikan imbalan 100.000 dollar AS atau setara dengan Rp 900 juta untuk menangani paspor palsu Gayus. Dari jumlah tersebut, 2.500 dollar AS diberikan kepada seseorang berinisial A,yang sudah ditangkap polisi beberapa hari lalu.
A diyakini berperan sebagai pengambil foto Sony Laksono yang berkacamata dan mengenakan wig yang ditempel pada sebuah paspor asli. "Sisanya dibagi-bagi yang diduga teman-teman sindikat (paspor palsu)," ungkap Kepala Divisi Humas Mabes Polri Anton Bachrul Alam saat jumpa pers di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (11/1/2011).
Penulis: Sabrina Asril   |   Editor: Heru Margianto

Contoh berita tertulis






















Sumber www.kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar